Rabu, 17 Desember 2008

Prinsip Utilitarian dan Sistem Bisnis

Tugas Etika Bisnis
Prinsip Utilitarianisme
Prinsip Utilitarianisme merupakan sebuah prinsip moral yang menganggap benar suatu tindakan apabila mampu menekan biaya sosial dan memberikan keuntungan sosial lebih besar dibandingkan kemungkinan tindakan lainnya, namun ini tidak berarti tindakan yang benar adalah tindakan utilitas paling besar bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Tetapi, suatu tindakan dianggap benar jika menghasilkan utilitas paling besar bagi semua orang yang terpengaruh oleh tindakan tersebut.
Sebagai contoh,pembuatan kompor gas sebagai pengganti kompor biasa yang menggunakan minyak tanah untuk memasak. Dengan adanya kompor gas dapat lebih membantu seseorang dalam memasak karena panas api yang dihasilkan dari kompor gas lebih merata dan cepat panasnya tanpa harus menunggu lama. Penggunaan kompor gas juga lebih ekonomis bila dibandingkan dengan penggunaan kompor minyak tanah biasa, meskipun pada pengisian awalnya sedikit mahal, tetapi dapat digunakan dalam waktu lama. Dimisalkan penggunaan kompor gas yang habis penggunaannya dalam sebulan hanya memerlukan sekali pengisian tiap bulan, sedangkan kompor biasa, meskipun lebih murah bila dihitung per liter tapi dalam sebulan perlu beberapa kali pengisian minyak tanah ke dalam kompor yang jika ditotal hasilnya lebih mahal dari pada untuk pengisian kompor gas yang hanya cukup sekali isi tiap bulannya. Hal ini sangat menguntungkan bagi masyarakat banyak.

Review Etika Bisnis
BAB III
SISTEM BISNIS
Perdebatan sistem bisnis Amerika mengenai kebijakan industri baru memunculkan argumen-argumen dalam dua pandangan berbeda. Ekonom Ray Marshall mengatakan bahwa sistem pasar yang tak teregulasi adalah defektif karena tidak mampu menangani masalah-masalah resesi, inflasi, perdagangan dan persaingan yang bebas dan terbuka, masalah lingkungan, kesamaan kesempatan, kemiskinan, kebutuhan untuk melakukan penelitian dan inovasi jangka panjang dan menjamin keamanan nasional. Sedangkan Robert Anderson yang merupakan ketua Rockwell International, mengatakan bahwa pasar teregulasi adalah defektif karena melanggar hak atas kebebasan dan mendorong alokasi sumber daya yang tidak efisien. Kedua argumen tersebut mendukung dan menentang pasar bebas regulasi pemerintah.
Ideologi bisnis para pelaku bisnis biasanya menentukan keputusan bisnis yang dibuatnya yang mempengaruhi perilakunya. Ideologi seseorang sangat mempengaruhi tindakan atau keputusan yang diambil seseorang terhadap perilakunya. Ideologi yang tidak dipelajari dapat menciptakan separuh pengaruh yang tidak disadari dan kemungkinan dapat berasal dari ideologi yang salah dan dipertanyakan secara etis.
Untuk menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dasar yang dihadap semua masyarakat, sistem pasar menjadi salah satu cara yang digunakan. Alternatif sistem pasar bebas menjadikan semua perusahaan membuat keputusan akan apa dan bagaimana memproduksi produknya sehingga dapat menukarkan barangnya dengan perusahaan lain dan pada konsumen dengan harga yang menguntungkan agar dapat mencapai tujuan perusahaan.
Sistem pasar bebas didukung oleh beberapa argumen. Yang pertama, John Lock dari pandangannya yang didasari pada teori hak moral mendukung sistem pasar bebas karena melalui sistem pasar bebas hak-hak alami dapat dilindungi dan di pertahankan. Keadaan alami yang penuh ancaman mengupayakan individu membentuk organisasi pemerintahan dengan tujuan untuk melindungi hak-hak mereka agar tidak diganggu orang lain. Argumen kedua, argumen Adam Smith yang bebas pada masyarakat. Menurut Smith, saat individu dibiarkan bebas mencari kepentingannya sendiri di pasar bebas, mereka akan diarahkan menuju kesejahteraan publik oleh sebuah “tangan tak terlihat”, yaitu persaingan pasar. Argumen utilitarian ini menyatakan bahwa pasar tak teregulasi dan properti pribadi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari peraturan apapun yang diberlakukan, dimana dalam sistem pasar bebas, para pembeli berusaha mencari apa yang mereka inginkan dengan harga yang paling murah.
Perdebatan antara pihak-pihak yang menentang dan mendukung pasar bebas, menghasilkan perpaduan antara peraturan pemerintah, pasar bebas parsial, dan kepemilikan pribadi terbatas yang disebut ekonomi campuran. Secara keseluruhan ada kemungkinan bahwa sistem ekonomi campuran merupakan gabungan terbaik dari keuntungan-keuntungan utilitarian dari pasar bebas dalam kaitannya dengan hak-hak asasi manusia.

Tidak ada komentar: